Bumi ini tidak hanya dihuni oleh manusia, sebagai makhluk yang diberi mandat oleh Sang Pencipta untuk mengelolanya, namun juga masih ada makhluk lain yang juga memiliki hak untuk hidup. Kita sebagai manusia, sepanjang sejarah kehidupannya, selalu mengambil segala manfaat dari bumi ini yang kemudian berkonsekuensi terhadap rusaknya alam dan mempercepat hilangnya keragaman hayati. Sebagai makhluk yang selalu mengambil manfaat dari alam, sesungguhnya manusia berkewajiban mengelola sumber daya alam, habitat, dan segala keragaman hayati yang terdapat di dalamnya.
Dalam ilmu ekologi, ilmu yang mempelajari interaksi antara manusia dengan alam di sekitarnya, terdapat ilmu yang sekarang terus berkembang pesat yaitu biologi konservasi. Tulisan ini akan membahas (menyarikan) beberapa prinsip dan pengertian dasar yang terkandung dalam biologi konservasi sebagaimana dikemukakan oleh Trombulak et al, (2004) dalam tulisannya berjudul Principles of Conservation Biology: Recommended Guidelines for Conservation Literacy from Education Committee of the Society for Conservation Biology.
Tujuan Biologi KonservasiBiologi Konservasi merupakan bagian dari ilmu biologi dengan latar multi disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari permasalahan di bidang keragaman hayati serta bagaimana memecahkan permasalahan tersebut. Tujuan utama biologi konservasi adalah untuk memelihara tiga aspek penting kehidupan bumi : 1) keragaman hayati yang terdapat dalam sistem kehidupan (keragaman hayati); 2) komposisi, struktur, dan fungsi sistem tersebut (keutuhan ekologi); dan 3) kemampuan aspek-aspek tersebut dalam menyesuaikan seiring waktu (kesehatan ekologi) (Callicott et al, 1999). Trombulak et al (2004) mengemukakan bahwa biologi konservasi bertujuan untuk melindungi dan melestarikan :
1. Keragaman biologi: keragaman biologi adalah berbagai organisme pada semua tingkatan organisasi, termasuk gen, spesies, level taksonomi yang lebih tinggi, dan berbagai habitat dan ekosistem. 2. Keutuhan ekologi: keutuhan ekologi adalah tingkat di mana sekumpulan organisme menjaga keutuhan komposisinya, strukturnya, dan fungsi seiring waktu relatif dibandingkan sekumpulan lainnya yang belum terganggu oleh aktivitas manusia. 3. Kesehatan ekologi: kesehatan ekologi adalah ukuran relatif kondisi suatu ekosistem berkaitan dengan kemampuannya menghadapi stress dan menjaga organisasi dan kemampuan mengatur diri sendiri seiring waktu.
Nilai penting keragaman hayati, keutuhan ekologi dan kesehatan ekologi Konservasi alam dipertimbangkan penting atas dasar tiga alasan: 1) nilai intrinsik; 2) nilai instrumental / ekonomis; 3) nilai psikologis (emosional, spiritual). Nilai intrinsik adalah nilai-nilai alami itu sendiri terlepas dari kegunaannya bagi manusia. Nilai instrumental adalah nilai alam berdasarkan kegunaannya bagi manusia, biasanya diukur dalam nilai ekonomis dan jasanya. Sedangkan nilai psikologis adalah nilai alam dalam bentuk kontribusi alam bagi psikologis manusia (esmosional, spiritual, dan estetik).
Konsep dasar pemahaman keragaman hayati, keutuhan dan kesehatan ekologi Pemahaman akan pentingnya komponen alam yang perlu dipertimbangkan untuk dalam upaya konservasi berdasar pemahaman berbagai konsep kunci biologis, termasuk taksonomi, ekologi, genetic, geografi, dan biologi evolusi. Komponen kunci tersebut adalah: hirarki taksonomi, hirarki ekologis, keragaman genetik, konsep spesies, pertumbuhan populasi, distribusi spesies, komunitas dan ekosistem, stokastik (stokastik adalah kemungkinan suatu individu di alam dapat bertahan hidup dari satu periode ke periode lain), dan kepunahan (hilangnya garis evolusi suatu spesies).
Ancaman terhadap keragaman hayati, keutuhan ekologi, dan kesehatan ekologi Alam terus menerus menghadapi berbagai ancaman dari manusia, termasuk akibat dari aktivitias pemanenan, perusakan dan modifikasi habitat, dan introduksi spesies bukan asli. Sejarah ekosistem hingga saat ini telah mencatat terjadinya perubahan dramatis dan menunjukkan perbedaan yang sangat ekstrim antara kondisi masa sekarang dibandingkan masa lalu, Keterancaman alam sangat dipengaruhi oleh seberapa besar perubahan itu sudah terjadi. Konsep yang salah tentang ekologi selama ini telah menuntun pembangunan ke arah terjadinya kehilangan keragaman hayati, degradasi keutuhan ekologi, dan penurunan kesehatan ekologi. Dampak dari kolonisasi oleh manusia memiliki sejarah panjang menjadi penyebab kepunahan dan perubahan besar pada ekosistem. Pola kepunahan spesies yang saat ini terjadi terjadi dalam kecepatan yang sangat tinggi dan belum pernah terjadi dalam sejarah manusia.
Perubahan iklim global yang saat ini melanda bumi adalah kenaikan rata-rata suhu bumi akibat efek rumah kaca dan memberikan konsekuensi buruk pada kehidupan di muka bumi. Efek rumah kaca terutama diakibatkan oleh berlebihnya penggunaan bahan bakar fosil, pelepasan karbon dari tumbuhan. Perlindungan dan Restorasi keragaman hayati, keutuhan ekologi, dan kesehatan ekologi
Konservasi sumber daya alam memerlukan kombinasi berbagai strategi, termasuk perlindungan spesies teracam punah, pencadangan kawasan ekologi, pengendalian kegiatan manusia yang dapat merusak ekosistem, restorasi ekosistem, penangkaran, pengendalian spesies bukan asli, dan pendidikan biologi konservasi.
Perlindungan spesies terancam punah. Spesies dengan resiko kepunahan memerlukan perlindungan dari berbagai eksploitasi dan hilangnya habitat. Perlidungan spesies dilakukan dengan dengan melakukan identifikasi factor-faktor yang mengarahkan pada penurunan ukuran populasi serta penghilangan factor-faktor tersebut. Sistem pencadangan kawasan ekologi. Kawasan yang ditujukan untuk keperluan konservasi perlu dibentuk dan dikelola sehingga dapat melindungi suatu ekosistem secara utuh, termasuk perlindungan terhadap spesies-spesies terancam punah. Kawasan ini merupakan suatu kawasan yang dikelola dengan tujuan utama untuk perlindungan spesies dari kepunahan, serta mempromosikan proses-proses ekologi dan evolusi.
Efektivitas system ini sangat dipengaruhi berbagai aspek, termasuk tekanan terhadap kawasan, aktivitas yang dilakukan di dalam kawasan, konektivitas habitat bagi organism di dalamnya. Kawasan ini perlu pula dipersiapkan untuk menghadapi dampak perubahan iklim global yang dapat mengancam spesies yang dilindungi di dalamnya.
Restorasi ekosistem. Ekosistem yang sudah terdegradasi sehingga menyebabkan terjadinya perubahan fungsi dan perubahan komposisi spesies perlu dilakukan upaya restorasi terhadapnya sehingga dapat mencapai kondisi sedekat mungkin dengan kondisi alaminya. Upaya restorasi dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas penghilangan tekanan terhadap ekosistem, penghilangan spesies exotic, serta restorasi proses-proses ekologi.
Harapan Rainforest (http://harapanrainforest.org) adalah merupakan satu contoh upaya restorasi yang dilakukan di Indonesia. Sebagai proyek restorasi ekosistem pertama di Indonesia dan terbesar di dunia, dengan didukung Burung Indonesia, BirdLife International dan the Royal Society for the Protection of Birds, Harapan Rainforest melakukan upaya pemulihan ekosistem bekas lahan konsesi pembalakan hutan di atas areal hutan hujan dataran rendah seluas sekitar 98.555 ha yang terletak di perbatasan provinsi Jambi dan Sumatra Selatan. Upaya-upaya yang ditempuh Harapan Rainforest meliputi perlindungan kawasan, pemulihan kawasan dengan kegiatan penanaman, partisipasi dan peningkatan taraf hidup masyarakat setempat, dan penelitian keragaman hayati untuk mendapatkan strategi restorasi terbaik.
Peningkatan populasi alami. Pada spesies yang terancam punah, manfaat dari peningkatan ukuran populasi melalui introduksi hasil penangkaran ke alam, dapat ditempuh. Tindakan perlu diambil untuk memelihara keragaman genetic antara generasi, serta minimalisasi habitatuasi terhadap manusia. Meski demikian perlu dipertimbangkan bahwas opsi ini sangatlah mahal, namun strategi ini bermanfaat untuk mencegah kepunahan secara awal.
Pengelolaan pemanenan dan spesies non alami. Jumlah individual yang dapat dipanen di alam harus diatur sehingga tidak meningkatkan ancaman kepunhanan spesies tersebut. Aturan yang jelas dan konsisten perlu dijalankan untuk pengaturan pemanenan populasi di alami. Sedangkan pengaturan spesies non alami perlu dijalankan agar tidak meningkatkan ancaman kepunahan populasi spesies yang terpengaruh oleh spesies non alami tersebut. Kebanyakan spesies non alami dapat berkembang biak dan menyebar diluar kendali sehingga mengakibatkan tekanan dan meningkatkan ancaman kepunahan terhadap spesies alami.
Partisipasi politik. Sangatlah penting kuatnya pemahaman dan partisipasi politik untuk memastikan konservasi biologi ke dalam ranah kebijakan public. Dalam hal ini diperlukan pemahaman proses dan struktur bagaiman kebijakan public dibuat, termasuk peraturan, administrative, hubungan dan lobi. Mengenal orang-orang kunci yang memainkan peran penting di berbagai tingkatan. Berbagi pengalaman dengan politisi untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang konservasi biologi serta pemahaman konservasionis mengenai pembuatan kebijakan public.
Pendidikan konservasi. Pendidikan konservasi perlu dijalankan di seluruh lini dan tingkatan komunitas, sehingga menciptakan kondisi di mana masyarakat dapat hidup berdampingan dengan alam. Pendidikan konservasi bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan serta perilaku yang penting bagi upaya konservasi.
Sumber :Trombulak, S.C., Omland, K.S., Robinson, J.A., Lusk, J.J., Fleischner, T.I., Brown, G.,
Domroese, M. 2004. Principles of Conservation Biology: Recommended Guidelines for
Conservation Literacy from Education Committee of the Society for Conservation
Biology. Conservation Biology 18(5): 1180-1190.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar